Vivin merupakan sosok wanita yang pernah singgah di hatiku dan juga menghiasi kehidupan seksku dulu. Aku dan juga Vivin mempunyai persamaan yaitu menyukai gaya seks bebas, sampai-sampai kami sering melakukannya dimana pun kami ingin melakukan sensasi seks.
Sampai akhirnya kami tidak dapat dipersatukan dikarenakan kedua orang tua Vivin menjodohkannya dengan pria pilihan orang tuanya. Dan juga Vivin pun hanya bisa pasrah dengan keputusan tersebut. Kemudian aku juga menikah dengan seorang wanita yang sebetulnya tidak aku cintai karena di dalam hatiku cuma ada Vivin seorang saja. Sampai aku pun berpikiran jika suatu saat nanti aku pasti akan bisa kembali lagi dengan Vivin.
Dan pikiran ternyata benar. 2 tahun kemudian setelah aku menikah, hubungan keluargaku pun berjalan tidak harmonis, aku dan juga istriku sering bertengkar cuma hanya masalah yang sepele, sampai akhirnya aku pun menceraikannya karena aku sudah tidak tahan dengan kondisi waktu itu. Di saat keadaanku yang tidak menyenangkan itu, tiba-tiba saja Vivin datang lagi di kehidupanku. Vivin pun datang di saat yang tepat sekali, dan juga ternyata Vivin menghubungiku serta mengajakku untuk bisa bertemu karena dia juga ingin bercerita tentang kehidupan rumah tangganya yang ternyata juga tidak harmonis. Dan aku pun memberitahu kepada Vivin bahwa aku telah bercerai dengan istriku.
Dan usai pertemuan itu, suatu siang Vivin pun menghubungiku lagi untuk ke kantornya. Dan juga tanpa perlu menunggu lama aku pun pergi ke kantor pada sebuah perusahaan agen bola terpercaya di sebuah gedung yang berada di jalan utama ibu kota. Karena kebetulan hari itu adalah hari sabtu, praktis saja sebagian besar kantor pun tutup. Demikian juga di lantai dimana tempat kantor Vivin, cuma kantornya saja yang buka, itu pun sudah tidak ada karyawan yang piket karena memang hanya setengah hari kerja.
Oleh karena itu, Vivin sendiri-lah yang membukakan pintu dan juga menyambutku dengan semangat. Aku juga demikian, meskipun sempat terpana dikarenakan melihat dirinya yang cantik, sensual dan juga sexy, apalagi dengan penampilannya pada siang itu yang mengenakan blazer putih, rok mini ketat dan juga sepatu hak tinggi yang menampakkan kejenjangan kakinya dan juga kemulusan kulitnya yang mulus itu, meskipun tubuhnya tetap saja tidak berubah, yaitu tetap mungil dan juga ramping.
“Aku selesaikan dulu kerjaanku ya, habis itu baru kita pergi jalan..”, kata Vivin sambil mengajakku ke meja kerjanya usai kita ngobrol-ngobrol di ruang tamu tadi. Vivin kemudian duduk di kursinya menyelesaikan pekerjaannya.
“Aku pijatin ya..,” kataku sambil berdiri di belakangnya berbarengan dengan mampirnya tanganku pada pundaknya untuk memijat.
“Hhmmm.., enak banget.., sudah lama ya kamu tidak pijatin aku.., aku kangen banget sama tanganmu..,” katanya lagi sambil menggeliat dengan manja.
“Sama bibirku kangen tidak?,” bisikku kemudian kubarengi dengan ciumanku pada kupingnya.
Vivin pun langsung menggeliat geli, apalagi waktu kerah blousenya sedikit kusingkap dan juga ciumanku menjalar ke leher dan juga tengkuknya yang mulus itu. Aroma alami tubuhnya kurasakan lagi usai sekian lama tidak berjumpa dengannya.
“Ssshhhh.., kamu tidak berubah ya..,” rintih Vivin sangat kenikmatan sambil menutup komputernya.
“Kayaknya kita tidak perlu keluar dari sini deh, sebentar ya, biar aku kunci dulu pintu di depan,” katanya lagi.
Sedikit lama Vivin mengunci pintu depan, dan juga ketika balik ke ruangnya, mataku pun terbelalak melihat Vivin yang cuma mengenakan blazer warna merahnya yang terkancing tanpa ada apa-apa lagi di dalamnya. Tanpa banyak bicara, Vivin pun langsung menggandengku untuk menuju ke ruang meeting kecil yang cuma berisi meja bulat dan juga beberapa kursi.
“Aku kepingin melihat tubuhmu,” ucapnya lagi.
Sementara aku membuka pakaianku semuanya, Vivin pun mendekatiku dan juga tiba-tiba melumat bibirku yang langsung kusambut saja dengan meneroboskan lidahku dan jgua menari-nari di dalam mulutnya dan terkadang mengulum lidahnya.
Setelah aku bugil total, Vivin pun meyuruhku untuk duduk di kursi meeting, sedangkan dia mengambil posisi berdiri di hadapanku sambil perlahan membuka kancing pada blazernya dengan gaya yang erotis. Setelah itu, dibukanya masing-masing ke samping sehingga muncul pemandangan yang sangat indah. Buah dadanya yang masih ranum, bulat, dan juga padat dengan pentilnya yang berwarna merah muda itu nampak mencuat menantangku, apalagi dengan tubuhnya yang semakin basah oleh keringat membuat kulitnya yang mulus semakin berkilat. Belum lagi aku yang terkagum-kagum melihatnya, Vivin pun langsung duduk di pangkuanku dengan mengangkangkan kedua pahanya yang bertumpu pada pegangan tangan kursiku dan kini posisi buah dadanya persis di depan mukaku.
“Sudah lama kamu tidak menyantap susuku kan, ayo dihisap dong”, goda Vivin sambil terus melepas blazernya dan juga menaruhkan kedua tangannya ke atas sandaran kursiku dan juga menyodorkan dadanya sampai kepalaku terbenam di antara payudaranya yang kenyal itu.
Penisku pun mulai berdiri dengan perlakuannya, apalagi ketika aku menghirup aroma tubunya yang bercampur antara keringat dan parfumnya itu. Muncul pula ideku untuk bermain-main dahulu dengan menciumi lehernya dan jgua terus ke belakang telinganya. Vivin menggeliat measa geli dan juga membuat hidung dan juga bibirku menjalar ke ketiaknya yang bersih itu, usai menelusuri lengannya yang lembut. Disitu kucium sepuasnya dan juga kujilat-jilat ketiaknya yang merupakan kesukaannya juga.
Kegeliannya itu membuat kepala Vivin menengadah ke belakang sehingga buah dadanya pun siap dilumat dengan mulutku yang semakin liar. Kujilati mulai dari bawah buah dadanya itu, terus ke samping dan juga berlama-lama di putingnya yang semakin lama semkain mengeras. Vivin yang tidak sabaran, mendorong langsung putingnya ke mulutku yang langsung kusambut dengan jilatan yang panjang, gigitan kecil dan juga kemotan halus pada putingnya. Tubuhnya semakin menggelinjang pada saar tanganku juga beraksi mengusap selangkangannya yang ternyata sudah basah sekali.
Jariku pun mulai menyusup ke vaginanya dan juga kugosok-gosok klentitnya. Tidak hanya itu saja, jari-jariku pun menerobos masuk ke dalam vaginanya yang terbuka bebas dengan memaju-mundurkan jariku yang semakin lama semakin cepat, dan ..
“Aaagghh..sudah sudaah”, erang Vivin yang badannya mengejang sambil terus mendekap erat mukaku pada buah dadanya sampai aku menjadi sulit bernafas, sementara itu jariku merasakan hangatnya cairan yang keluar dari vaginanya. Ternyata Vivin baru mencapai klimaksnya dengan posisi kedua pahanya yang mengangkang dan juga masih masing-masing bertumpu pada sandaran tangan pada kursiku.
Tubuhnya kemudian kuangkat dari kursi dan juga kurebahkan pada meja bulat di depanku dengan posisi kedua kakinya menjuntai ke bawah, supaya Vivin bisa beristirahat sebentar untuk bisa mengembalikan tenaganya. Sambil beristirahat, aku yang kembali duduk di kursi untuk mengangkat kedua kakinya dan melepas sepatu hak tingginya, dan juga menaruhnya di pangkuanku sambil kupijat dengan lembut dari ujung kaki sampai ke betisnya.
Kupandang sebentar kakinya yang benar-benar mulus dan bersih dengan jari-jari kakinya yang rapi dan juga tanpa kutek itu beserta betisnya yang berisi. Vivin pun menikmati sekali pijatanku, bahkan saat kugantikan tugas tanganku dengan bibirku menelusuri seluruh permukaan kakinya.
“Aaawhw..sssshh,..geli sayangg,” rintihnya lagi tetapi pasrah menyerahkan kakinya untuk diciumi dan juga dijilati oleh aku mulai dari tumit, telapak kaki sampai ke jari-jari kakinya. Selain kumainkan lidahku, tidak lupa kukemot juga satu per satu jari kakinya yang kuingat paling dia sukai.
Vivin begitu menikmati permainanku sampai posisi kedua kakinya menjadi tidak beraturan karena menahan rasa geli dan juga nikmat. Meskipun kedua kakinya sedang kuciumi, pahanya mulai sedikit terbuka, sehingga tanganku bisa dengan bebas menjamah kemulusan paha dan juga selangkangannya. Setelah puas dengan kakinya, kulanjutkan ciumanku ke pada betisnya yang indah dan bagian dalam lutut, serta pahanya. Sempat kukecup-kecup dengan lembut kedua paha dalamnya itu sambil tanganku terus menjelajah ke araah vaginanya. Vivin pun menggelinjang, tetapi tanpa sadar malah memajukan posisi duduknya ke pinggir meja dan juga kedua kakinya dibuka ke masing-masing ujung meja membuat selangkangannya semakin terbuka lebar dan membuatku semakin bernafsu.
Tanpa menunggu lagi, langsung kupindahkan mulutku ke vaginanya yang nampak sudah basah, dan juga kedua tanganku menjamah buah dadanya yazng di atas. Jilatan-jilatan dan jgua hisapku pada vaginanya-lah yang paling disukai oleh Vivin. Dari bibir vaginanya, kuarahkan lidahku ke klitorisnya dan juga kumainkan dengan lidahku sampai Vivin mengerang hebat. Tidak hanya itu, klitorisnya tidak luput juga dari kulumanku yang kusertai dengan liukan lidahku yang semakin meliar.
“Mas, kencangin lidahnya, mas”, pinta Vivin sambil tangannya tiba-tiba saja menekan kepalaku lebih dalam lagi. Aku mengerti maksud Vivin yang meminta lidahku untuk dikeraskan seperti penis dan jgua ditarik maju mundur dalam liang vaginanya. Vivin pun meronta-ronta, apalagi saat klitorisnya kujilati berulang-ulang kemudian kujulurkan lebih dalam lagi menembus liang vaginanya bersamaan dengan semakin cepatnya gerakan maju mundur pinggul Vivin, dan...
“aaagghhh”..aaaagghh!!” tubuh Vivin melengkung dan juga mengejang. Kepalanya direbahkan ke belakang dan juga kedua pahanya dirapatkan sampai menjepit kepalaku yang masih di selangkangannya sambil kedua tangannya terus menekan dengan kencang.
Tanpa istirahat lebih lama lagi, dengan cepat aku pun berdiri dari kursi kemudian mengangkat kedua kakinya ke atas dan juga kutumpangkan pada pundakku, sehingga posisi penisku tepat berada di depan vaginanya yang persis di pinggir meja bulat.
“Ooouwhh ..,” teriak Vivin ketika penisku yang tegak keras seperti meriam masuk lurus ke dalam liang vaginanya.
Langsung kugerakkan saja maju-mundur pinggulku dan juga membuat Vivin menjerit-jerit kecil karena menahan rasa geli, usai mencapai klimaks sebelumnya. Pinggulnya pun diputar-putarkan untuk mengimbangi gerakan penisku yang semakin lama semakin cepat bergerak maju dan mundur. Vivin semakin pasrah ketika pergelangan kakinya kupegang dan juga kukangkangkan ke samping sambil menggenjot vaginanya. Baru sebentar saja Vivin sudah tidak tahan, dan juga lebih memilih melingkarkan kedua kakinya pada pinggangku sambil menggoyang-goyang pinggulnya.
Peluang ini kugunakan untuk merapatkan badanku ke tubuhnya yang indah dan juga dengan tidak berhenti menggenjot vaginanya. Bibir dan tanganku juga ikut bekerja. Tanganku meremas kedua buah dadanya yang ranum itu, dan juga bibirku merajalela di wajah dan juga lehernya. Penisku pun menghujam semakin cepat dalam liang vaginanya. Kedua tanganku kemudian menahan tangannya dan juga bibirku kuturunkan pada putingnya untuk kujilati dan juga kukemot habis-habisan.
Sehingga ”Aaaaagghhhhh..!!,” teriak Vivin dan juga aku nyaris bersamaan. Kedua tubuh telanjang kami menegang bersamaan. Kedua kakinya dengan kencang sekali menghimpit pinggangku, dan juga tangannya beralih menjadi menekan kepalaku pada buah dadanya.
Kami terdiam beberapa saat untuk menikmati ledakan yang begitu luar biasa. Keringat kami mengucur deras membasahi meja meeting meskipun AC terasa begitu dingin. Kulepaskan tubuhku sambil memandangi tubuh Vivin yang sangat indah dan mulus itu terlentang di atas meja meeting. Tampangnya yang sensual begitu itu masih tersenyum kepuasan, dan jgua membuatku gemas sekali rasanya. Kemudian aku pun mulai lagi menjelajahi seluruh lekuk tubuhnya dengan jilatan yang nakal, Vivin hanya bisa menggelinjang dengan pasrah dan juga dengan manja berkata lagi, ” Coba kamu setiap hari datang ke kantorku.” .................
No comments:
Post a Comment