Namaku Ina. aku wanita yang “haus seks”. Mungkin itu karena keperawananku yang diambil oleh mantan pacarku atau karena libidoku yang besar. Sejak itu, aku selalu mencari pria yang bisa kuajak nge-seks. Aku tidak peduli dia cowok apa, yang penting dia memiliki barang yang dapat memuasin aku. Banyak sekali teman-teman cowokku yang datang ke apartemenku jika lagi tidak ada kelas. Beginilah hidupku di LA.
“Hmphhhh, capek banget nih” umpatku di hati. Hari itu aku kuliah hingga jam 9 malam. Parkiran mobil pun sudah mulai gelap. Sambil melihat ke kanan dan kiri, aku pun berlari kecil ke mobilku yang ku parkir di belakang gedung science. Saat sampai di mobil, HP-ku berbunyi. Ternyata si Peter.
“Halo Ina, lagi napain?” tanya Peter.
“Ini lagi mau pulang, baru selesai kelas aja” sahutku sambil men-stater mobil.
“Oohh, mau ke sini? Kita sebentar lagi mau adain pesta nih. Kan hari malam minggu, masa di rumah saja sih?” Peter nyerocos.
“Oh, ya? Mau ikut donk, kalo begitu aku ke sana sekarang ya” jawabku dengan senang.
“OK deh. Bye” Sejak hidup di LA, aku menjadi suka dengan kehidupan malam. Pesta, diskotik dan juga pergaulan bebas. Aku pun mulai merapikan rambut dan juga pakaianku. Kemudian, aku membubuhkan make-up tipis pada mukaku. Setelah selesai, aku pun mengendarai mobilku menuju ke tempat Peter.
Peter merupakan anak orang kaya. Bapaknya adalah seorang pengusaha agen bola di LA. Apartemennya berada di kawasan BH dan sangat mahal harganya. Aku memberhentikan mobilku di depan Liquor Store. Saat aku turun dari mobil, banyak sekali8 cowok bule yang melihat dan juga bersiul kepadaku. Saat itu aku cuma mengenakan rok pendek dan juga kaos putih ketat. Payudaraku yang berukuran 34 itu pun tampil menggoda. Memang payudaraku cukup besar bagi orang seukuranku.
Ketika aku tengah mencari liquor kesukaanku, Hp-ku berbunyi lagi. Ketika kulihat nama Peter di hp-ku, aku segera menjawab. Cuma percakapan pendek yang terjadi, ternyata dia meminta dibelikan beberapa bir. Aku pun langsung mengambil sebotol XO dan juga 12 botol corona. Setelah itu, aku pun langsung menuju ke tempat Peter.
Dengan kemacetan LA, aku tiba di tempat Peter usai setengah jam berada di mobil. Peter pun menyambutku dengan penuh gembira. Saat aku masuk, ternyata tidak ada seorangpun selain aku dan juga Peter.
“Kok ga ada anak-anak? Katanya mau pesta?” tanyaku heran.
“Ntar lagi datang kok” jawabnya tersenyum.
“Siapa saja sih?” kejarku. “Cowok-cowok lah, 7 orang kayaknya.” katanya berjalan ke dapur.
“Jadi aku cewek sendiri nih?” tanyaku heran.
Dengan santainya dia menjawab “Iya, mengapa? Loe kagak suka? Kan lu biasanya suka main keroyokan. Apalagi ceweknya cuman loe sendiri aja.”
“Loe gila, ya? Loe bikin pesta cuman buat ngentotin gue rame rame?” tanyaku kaget.
“Bukannya kamu suka yang gituan, apalagi barang mereka juga gede-gede. Tenang saja, dijamin puas kok” imbuhnya sambil ketawa.
Aku hanya diam saja. Peter memang sudah sering ngeseks denganku, tetapi kita tidak pacaran. Aku juga pernah ngeseks dengan dua temannya. Tetapi kali ini TUJUH orang. Aku takut namun aku juga terangsang. Aku memang suka menjadi pusat perhatian apalagi saat gangbang. Peter tau akan hal itu. Peter tau semua tentangku. Tetapi aku cuma tau sedikit tentang dia. Dia sangat senang melihat cewek di entot rame-rame.
“Kenapa? kok bingung?” tanya Peter sambil mengusap-usap tangannya ke pantatku.
“Ga napa-napa kok” jawabku dengan singkat. Aku memang sudah terbiasa dengan kelakuan Peter. Tangan Peter yang cuman memegang pantatku, kini meremas-remas pantatku dengan kerasnya.
“Udahlah Peter, siapin dulu makanan buat pestanya” kataku sambil menepis tangannya.
“Kok begitu sih? Ayo donk, kan sudah lama aku tidak melihatmu telanjang” katanya santai.
“Ya, udah. Kalo loe mau, siapin dulu donk makanannya. Setelah itu kalau ada waktu gue mau-mau saja. Gimana? Mau tidak?” tanyaku menggoda.
“Hahaha. Kita makan chips doank kok malem ini. Tuh chipsnya sudah ada. Tinggal buka doank” katanya memasang muka mesum.
“Iiih, benci gue sama loe” kataku sambil mencuekin muka mesumnya.
“Ya udah, gue buatin salad deh. Mau?”
“Bikinlah kalo lu mau” katanya singkat. Saat aku membuat salad di meja dapur, tangan-tangan Peter menjelajahi pantatku. Aku sudah biasa dengan itu dan cuma mendesah-desah kecil. Aku merasakan kedua tangannya mengangkat rokku hingga pinggangku. Dia cuma bersiul saat melihat pantatku yang penuh. Waktu itu aku hanya memakai G-string jadi dia bisa melihat semua pantatku.
“Auuwwww” jeritku saat Peter memukul pantatku sambil ketawa. Aku terus mengaduk salad saat dia menurunkan g-stringku hingga ke lantai. Aku segera mengangkat kakiku dan juga menendang g-string ke belakang. Aku kira Peter akan segera langsung penisnya ke dalam memekku, tetapi dia cuma menurunkan rokku dan juga merapikannya. Aku terheran-heran saat dia melakukan itu tetapi aku tidak mengatakannya. Kini tangan Peter mulai meraba-raba dan juga meremas payudaraku sambil mulutnya menciumi leherku. Aku cuma melenguh kecil saat dia meremas payudaraku dengan keras.
Aku menghentikan kerjaanku dan juga mencoba menikmati rangsangan dari Peter. Peter mulai melepas baju ketatku. Peter cuma diam saat dia melihat tubuhku yang setengah telanjang. Aku yang sudah terangsang mulai memijit-mijit penis Peter dari luar celananya. Peter pun melenguh keenakan saat aku remas-remas dan juga kukocok penisnya perlahan. Peter tidak diam saja, dia langsung melepas braku dan juga melemparkannya. Aku yang cuma memakai rok mencoba untuk membuka baju Peter. Tetapi Peter menepis tanganku. Peter ketawa saat melihatku kebingungan. Peter pun mulai membungkuk dan juga mengambil braa dan g-stringku yang berserakan di lantai.
Kemudian dia masuk ke kamarnya meninggalkan aku yang tengah kebingungan dan juga sangat terangsang. Saat aku tersadar bahwa payudaraku terpampang bebas, aku kembali mengenakan kaos putih ketatku. Aku merasa jika putingku tercetak jelas dengan baju itu. Tetapi aku tidak punya pilihan yang lain. Peter kembali ke dapur dan juga kulihat bahwa bra dan juga g-stringku sudah dia sembunyikan.
“Boleh juga yang toket loe, keliatan lebih gede lho” katanya sambil meremas-remas toketku.
“Mau loe apa sih, Peter? Mau main ga sih loe?” tanyaku tidak sabar.
“Oh, loe mau ngentot ya?” tanyanya dengan muka innocent. Aku menjadi malu sendiri. Belum sempat aku menjawab, telepon apartement Peter berbunyi. Aku tau jika teman temannya sudah berada di luar. Mereka hanya minta dibukain pintu saja.
“Nih kalo kamu mau ngentot, mending sekarang emutin kontol gue sampe keluar” tantangnya.
“Ada tamu Peter” kataku kebingungan. Peter pun segera menekan tombol untuk membuka pintu apartemen. Apartemen Peter berada di lantai 8.
“Masih ada waktu kok, Ina”, kata Peter sambil meringis.
“Ayo mau tidak?”
“Ntar kalo mereka nampak gimana?” kataku melihat ke arah pintu.
“Cuek saja lah. Mereka juga sudah tau kalau loe suka ngeseks, apalagi gue sudah kasih tau mereka kalo loe suka digangbang. Sudah nyerah saja, ntar juga loe pasti akan ngemut kontol mereka”.
Aku pun cuma diam dan juga berjongkok di depan dia. Tanganku mulai membuka resletingnya dan juga kukeluarkan penisnya yang terbilang besar itu. Tanpa ragu-ragu, aku pun melahap penisnya dan menghisapnya. Peter cuma melenguh kecil dan menjambak rambutku saat aku memasukkan penisnya hingga ke tenggorokanku. Aku memang pandai sekali dalam memberikan Deep Throat. Ketika aku memberikan dia deep throat, Peter akan melenguh panjang dan juga menembakkan air maninya ke dalam mulutku yang langsung kutelan.
Aku memang doyan menelan air mani cowok. Peter cuma hanya tersenyum saat aku menjilat-jilat penisnya yang perlahan mengecil. Peter memasukan penisnya kembali ke dalam celananya dan juga aku hanya mengusap bibirku dengan tissue. Tidak lama, Pintu apartemen Peter terbuka dan juga masuklah tujuh orang yang tidak kukenali. Mereka berbadan bagus dan juga bertampang yang lebih dari biasa.
“Halo, Pete., Siapa tuh ceweknya?” tanya teman Peter yang akhirnya kuketahui namanya Agus.
“Oh dia. Ina, temen gue” Kata Peter dengan santai “Kenalan sana” katanya. Aku pun berkenalan dengan mereka semua. Aku tidak dapat mengingat nama mereka karena mereka banyak. Peter pun langsung bercakap-cakap dengan mereka sedangkan aku masih di dapur menyiapkan makanan. Saat aku sedang mencari tempat untuk chips, aku merasakan ada tangan yang sedang memegang pantat ku. Aku kira itu tangan Peter, jadi aku cuma diam dan juga meneruskan kerjaanku.
“Hmmmm, boleh juga pantatnya” Saat aku mendengar bahwa itu bukan suara Peter, aku kaget dan juga segera menepis tangan itu.
“Pinter juga Peter cari cewek” ternyata itu si Agus. “Sudah ga perlu sok jual mahal, Peter sudah ngomong kalo kamu itu suka seks” imbuhnya. Aku sangat kaget saat dia ngomong terus terang. Aku cuma diam saja sambil menunduk malu.
“Loe tau mengapa loe di sini?” tanyanya lagi. Aku cuma menggelengkan kepala saja. “Loe itu di sini untuk muasin kita-kita. Mending sekarang ikutin saja apa yang aku bilang atau loe bakalan diperkosa rame-rame sama mereka.” katanya mengancam. Aku yang tidak mempunyai pilihan yang lain hanya mengangguk menurut saja.
“Hehe.. bagus. Sekarang temenin mereka ngobrol terus gue siapin minumannya.” suruhnya. Aku pun cuma mengangguk dan juga mengambil salad yang tadi kubuat. Ternyata mereka sedang berjudi. Aku tidak tau apa yang mereka sedang mainkan namun mereka menyuruhku untuk duduk dan juga ikut main. Mereka segera menjelaskan peraturannya. Aku baru tau jika mereka itu sedang bermain poker, tetapi yang menang bisa menyuruh salah satu dari yang kalah melepas baju. Aku mengiyakan saja meskipun aku sudah tau kalau kalah dua kali saja maka aku akan telanjang bulat. Aku tersadar, jadi ini yang dimaksud Peter mengambil bra dan g-stringku. Aku cuma melirik ke Peter yang tersenyum kemenangan. Tidak lama, Agus datang membawa minuman. Dia memberiku sebotol corona yang kubeli dan juga kuminum pelan-pelan. Saat ronde pertama dimulai, mereka segera dengan cepatnya mengatur kartu mereka. Aku yang tidak tahu apa-apa, cuma melihat kartuku dan juga meminum coronaku. Aku merasa bahwa satu dari mereka menang, mereka akan menyuruhku membuka bajuku. Ternyata benar dugaanku, aku tidak tahu apa nama kartuku tetapi meraka ngomong jika aku kalah. Maka salah satu dari mereka menyuruhku untuk melepas bajuku.
Saat aku membuka bajuku, mereka cuma berkomentar tentang toketku yang besar. Aku yang setengah telanjang cuma menunduk malu dan juga menutupi putingku dengan tanganku. Tidak lama kemudian, mereka pun memulai ronde dua. Aku merasa bahwa muka dan juga badanku mulai memanas, aku tidak tahu apakah itu reaksi dari bir ataupun sorotan-sorotan mereka. Aku mulai merasa canggung dan mulai meminum birku sampai habis.
Tidak lama kemudian, ronde kedua berakhir dengan melayangnya rok ku. Memekku yang tidak berambut itu sudah tidak tertutupi apa-apa. Aku merasa memekku mulai gatal, dan juga aku tersadar jika Agus sudah mencampurkan obat perangsang ke dalam birku. Aku yang sudah tidak dapat menahan gatalnya mulai menggesek-gesekkan pahaku.
“Hehehehe, terangsang ya, Ina?” tanya Peter dengan santai. Aku hanya diam dan juga menunduk.
“Kalau mau ngerasain kontol kita-kita bilang saja Ina” imbuhnya. Aku sangat malu, tetapi aku juga terangsang. Aku yang masih menggesek-gesekan pahaku tanpa sadar aku mengeluh terangsang. Mereka hanya tertawa melihatku seperti itu. Aku pun berkata ke Peter, “Peter, masukin kontol loe”. Mereka yang mendengar itu cuma tertawa dan juga mulai mengeluarkan kontolnya.
Peter pun menjawab “Kalau loe mau dientot, loe ngomong saja sama mereka semua, jangan cuma sama gue doank. Ntar yang lain iri” katanya mengejekku.
“Please entotin gue, gue sudah tidak tahan lagi” kataku sambil merangkak ke salah satu dan juga mulai meremas-remas kontolnya. Mereka cuma ketawa dan juga memanggilku “maniak seks”, “cewek gila kontol” dan juga lain lain nya. Aku segera memasukan kontol yang kupegang itu ke dalam mulutku. Kumulai dengan mencium kepala kontolnya dan juga menjilat-jilat batangnya yang sudah tegang. Pemilik kontol itu segera mengeluh tertahan dan juga memegang kepalaku dan juga memaksaku memasukan kontolnya yang panjang itu ke dalam mulutku. Aku cima memejamkan mata saat aku merasakan kontol lain menerobos dinding vaginaku. “Oooohh”, lenguhku tertahan.
Seseorang yang sedang mengentotku dari belakang itu segera memaju-mundurkan kontolnya di dalam memekku. Aku merasa kalau setiap kali dia mendorong pantatnya, kepala kontolnya menyentuh dinding rahimku. Salah seorang dari mereka menampar pantatku hingga memerah dan juga memasukan salah satu jarinya ke anusku. Aku pun cuma melenguh keenakan. Saat aku masih keenakan merasakan jari di anusku, kontol yang ada di mulutku menyemprotkan air maninya dan juga langsung kutelan. Aku mulai menjilati kontol itu dengan maksud untuk membersihkannya. Cowok yang kujilati kontolnya itu cuma tersenyum dan juga meremas toketku.
Dengan tiba-tiba, cowok yang memompaku dari belakang menarik keluar kontolnya. Aku yang belum keluar menoleh dengan protes tetapi kulihat kalau itu ternyata si Agus yang sedang memompaku dan juga Agus cuma berdiri dan juga meninggalkanku sambil tersenyum. Dia pun menyuruhku menungging dengan tangan di atas meja makan. Aku menurut saja. Saat aku sudah dalam posisi menungging, Agus dengan kasarnya memasukkan kontolnya ke dalam anusku. Aku menjerit menahan sakit yang luar biasa itu. Setelah kira-kira dua menit kesakitan, aku mulai merasa nikmatnya anal seks dari Agus.
Aku langsung mengikuti irama Agus, dan juga Agus langsung mengangkat kedua pahaku dengan kontolnya masih di anusku. Aku tidak punya pilihan yang lain selain bersandar ke belakang supaya tidak terjatuh. Agus dengan pelannya menaikturunkan tubuhku terkadang sambil memutar badannya. Maka memekku terpampang dengan jelas kepada cowok-cowok yang lain. Aku sangat kaget saat melihat Peter merekam kejadian itu dan juga temannya memfotoku. Tetapi, kenikmatan yang aku dapatkan dari Agus itu menelan kekagetanku dan juga membuatku orgasme.
Aku menggerang-gerang keenakan sambil memilin-milin puting kananku. Aku merasa cairan vaginaku yang menetes keluar. Kemudian aku merasa Agus mulai mempercepat kocokannya pada anusku. Aku yang takut terjatuh segera menyandarkan tubuhku ke belakang dan juga membiarkan toketku mengguncang dengan bebas. Aku juga melihat lampu-lampu flash kamera yang mengabadikan adegan itu. Agus pun segera menjatuhkan tubuhku di atas kasur yang disiapkan cowok-cowok lain di ruang tamu.
Aku jatuh telungkup dengan kontol yang di anusku. Dengan cepatnya, Agus mencabut kontol itu dan juga segera mengeluarkan spermanya di gelas wine yang bening. Aku yang kelelahan hanya melihatnya dengan penuh tanda tanya. Belum sempat mengatur nafas, Agus memerintahkanku menjilati kontolnya sampai bersih. Aku menjilati kontol itu dengan perasaan jijik. Kemudian salah satu dari mereka lagi segera mengangkatku dan juga memasukkan kontolnya ke memekku. Aku cuma melenguh tertahan.
Cowok itu segera memajumundurkan kontolnya dengan aku yang dalam keadaan berdiri. Aku ci,a bisa berteriak-teriak kecil karena kontol itu besar sekali diameternya. Aku merasa ada kontol yang lain menerobos anusku. Aku merasa seperti sandwich, diapit oleh kedua cowok besar itu. Tidak lama kemudian aku orgasme lagi. Setiap kali mereka mau klimkas, mereka mencabut kontolnya dan juga mengeluarkan air mani mereka di dalam gelas wine tadi. Aku masih saja bingung dengan itu, tetapi ketiga orang yang belum mengerjaiku langsung mengeroyokku. Ada yang memasukkan kontolnya ke dalam memekku, ke mulutku dan juga mengentot toketku. Aku seperti di dalam surga dunia. Aku tidak tahu sudah kesekian kali aku orgasme pada malam itu.
Mereka mengentotku dengan non-stop. Selalu ada kontol yang menerobos vaginaku. Saat mereka semua sudah puas mengentotku, mereka menaruhku di atas sofa dengan kepala berada di bawah. Aku tidak tahu apa yang terjadi tetapi dengan samar-samar aku lihat Agus memasukan leher botol bir yang penuh isinya ke dalam vaginaku. Aku segera tersadar dengan adanya yang benda dingin di vaginaku, tetapi aku terlalu capek untuk berontak. Aku cuma bisa melihat Agus menaikturunkan botol itu di dalam vaginaku. Kemudian, aku merasakan ada bir yang meleleh turun keluar dari vaginaku ke toketku. Kemudian, Agus menarik botol bir itu dan juga menyuruhku membuka memekku dengan tanganku.
Aku pun cuma menurut saja. Kemudian aku melihati Agus memasukan sedotan ke memekku yang berisi bir dan juga dengan segera aku merasakan bir disedot Agus dan juga ditelannya. Mereka semua tertawa saat melihatku melenguh menandakan aku sudah orgasme lagi. Aku yang terlalu capek, mulai merangkak ke kasur di lantai ruang tamu dan juga aku pun tertidur. Besok paginya, aku terbangun dengan sebuah mentimun di dalam memekku. Aku kebingungan dan juga kulihat cowok-cowok itu sudah tertidur lelap di sebelahku dan juga di sofa.
Aku segera mengeluarkan mentimun dari memekku. Saat aku bangun, aku merasakan panasnya anusku dan juga sakitnya memekku. Dengan tertatih aku berjalan mencari bajuku. Aku menemukan kaos putihku dan juga rokku dan langsung kukenakan. Aku pun berjalan ke kamar mandi untuk merapikan diri. Saat aku sedang menyisir rambutku yang acak-acakan, pintu kamar mandi terbuka dan tiba-tiba dan juga aku melihat Agus menyeruak masuk. Aku hanya melihat apa yang akan dia lakukan. Tidak kuduga, dia dengan tanpa rasa malu mulai kencing dengan seenaknnya.
Aku yang melihat itu cuma menggelengkan kepala dengan jijik. Selesai menyisir rambutku, aku keluar secepat mungkin dari kamar mandi itu sebelum Agus menyuruhku berbuat yang macam-macam. Aku pun mencari dompet dan juga kunci mobilku saat Peter memegang tanganku dan juga menyuruhku untuk minum pregnancy pil. Peter menyuguhkan pil itu dan juga segelas air putih yang langsung kuminum.
“Hebat juga loe Ina semalam” pujinya.
“Sakit semuanya nih, Peter” jawabku meringis “Gue pulang dulu ya, capek banget nih”.
“Ya sudah tapi minum ini dulu” katanya sambil menyogorkan segelas yang penuh sperma “gue tau loe pasti suka ini”.
“Aduh, Peter gue sudah lapar banget, dari kemarin malam gue belum makan” jawabku mengiba.
“Tidak, minum dulu baru boleh pulang. Sudahlah cepat minum” tegasnya.
“Iih paksa bangat sih” gerutuku. Peter segera mengambil video camnya dan juga menyuruhku bergaya seolah-olah aku menikmati meminum sperma. Aku hanya tersenyum sambil meneguk habis sperma itu.
Peter pun tersenyum dan juga berkata “Mulai hari ini kalau loe ke mana-mana, usahain jangan pake bra dan celana dalam, ok? So kalo ntar gue lagi pingin ngentot, tinggal masukin saja” katanya sambil ketawa.
“Gila loe” umpatku sambil keluar rumahnya
No comments:
Post a Comment