MARI ~~

15 September 2016

Cerita Sex - Tunangan Sahabatku Yang Nafsu

Kenalin namaku Anton. Aku tinggal di Bandung dan kejadian ini terjadi kira-kira 1 tahun yang lalu dengan tunangan temanku Derik yang bernama Yenni. Sungguh tidak menyangka kalau aku bisa menikmati tubuh si Yenni ini.

Pada saat itu Derik yang sedang sibuk mengurus bisnis agen bola terpercayanya mengharuskan dia untuk ke luar kota. Kebetulan pula si Derik mempunyai adik yang bernama Dekki yang juga merupakan teman mainku.

Pas itu malam minggu dan aku pun ada rencana untuk keluar. Langsung kubawa motorku dan di tengah jalan HP-ku bunyi, ternyata si Dekki mau meminjam motorku untuk menjemput temannya yang sedang menunggu di alun-alun. Lantas aku samperin dia sebentar.




Dia juga mengatakan untuk menitipkan tunangan kakaknya, karena rumahnya tidak ada orang. Aku pun tidak bisa menolaknya, lagipula aku juga ingin tahu wajahmu tunangan Derik  itu seperti bagaimana rupanya.

Tidak lama kemudian si Dekki pun datang, karena rumahnya tidak terlalu jauh dari rumahku dan dia pun langsung menuju ke kamarku.

"Hei, Ton. Aku mau langsung pergi nih, kuncinya mana?" tanya Dekki.
" Diatas meja," jawabku.
Padahal di dalam hati, aku kesal bukan main karena acaraku terancam batal.
"Oh iya, Ton, kenalin ya tunangan kakakku. Aku titip sebentar ya karena rumah ga ada orang. So aku ajak kesini dulu. Bentar aja,Ton," kata Dekki sambil tertawa.
"Anton," kataku sambil menyodorkan tanganku.
"Yenni," balasnya sambil tersenyum.
"Busettt, senyumannya itu.." kataku dalam  hati.

Jantungku sempat berdebar saat berjabatan tangan dengannya. Bibirnya yang sensual. Kulitnya yang putih, payudaranya juga lumayan besar, serta matanya dan juga hidungnya, pokoknya wah banget. Akibatnya pikitan kotorku pun mulai keluar.

"Hey, kok malah bingung disitu, Ton," kata Dekki menepuk pundakku.
" Ohh, mengapa, Dek?" jawabku kaget.
"Aku Pergi dulu ya, Ton. Oh iya Yen, kalau Anton macam-macam, kamu teriak aja ya," ucap Dekki sambil pergi. Yenni pun cuma tersenyum saja.
" Kampret lu, Dek," kataku dalam hati.

Setelah Dekki pergi, aku seperti orang bingung, serba salah dan juga tidak tahu apa yang harus aku lakukan. Karena memang aku ini orangnya agak pemalu, tetapi akhirnya kupaksakan juga untuk berbicara duluan.
" Mau minum apa,, Yen?" mulaiku melepas rasa maluku.
"Apa aja deh, Ton. Asal jangan  diracunin aja," jawabnya tersenyum.
"Bisa bercanda juga nih cewek, nanti aku kasih obat perangsang baru tau rasa," kataku dalam hati sambil pergi mengambil minuman kaleng di kulkas.

Akhirnya kami pun mulai mengobrol tidak menentu, sampai dia mulai menceritakan kalu dia lagi kesal dengan Derik si tunangannya itu. pasalnya dia sama sekali tidak tahu kalau Derik keluar kota. Padahal sudah jauh-jauh datang ke Bandung, tetapi orangnya malah pergi, padahal sebelumnya Derik mengatakan tidak akan pergi kemana-mana.

" Uda deh Yen, mungkin saja ada urusan mendadak. Kamu harus ngertiin donk," hiburku.
"Kalau cuma sekalu ya gapapa, Ton. Tetapi ini sudah kesekian kalinya. Terkadang aku curiga kalau dia ada cewek lain," keluh Yenni dengan nada kesal.
" Hmm, jangan pikir gitu dulu, Yen. Mana tau kamu salah," kataku.
"Ga tau ah, aku jadi bingung, Ton. Udah deh, kagak usah ngomongin lagi," potong si Yenni.
"Terus mau ngomong apa nih sekarang?" tanyaku polos.
Indi pun tersenyum mendengar  ucapkanku.
"Kamu sudah punya pacar, Ton?" tanya Yenni.
"Ehh, belum, Yen. Kagak ada yang mau sama aku," jawabku berbohong.
" Bohong kamu,Ton," ucap Yenni mencubit lenganku.

Sreeet! Tiba-tiba saja aliran darahku seperti mengalir dengan cepat, dan otomatis "adik"ku pun perlahan berdiri. Aku pun menjadi salah tingkah

Sepertinya si Yenni pun menyadari perubahan pada diriku, aku pun berpura-pura mau mengambil minuman lagi, karena minumanku sudah habis dari tadi, tetapi dia malah menarik tanganku.

"Ada apa, Yen?" tanyaku berpura-pura bodoh.
"Kamu mau nolongin aku, Ton?" tanya Yenni memelas.
"Iya, ada apa,Yen? balasku.
" Anuu, akuu.. aku ingin.. bercinta, Ton," jawab Yenni.
"Hahh, apa?" ucapku kaget seperti disambar petir disiang hari.
Bayangkan, baru satu jam kami kenalan, si Yenni sudah mengatakan hal seperti itu.

"Kamu...?" Ujarku terbata-bata. Belum juga aku sempat meneruskan omonganku, jari telunjuknya langung ditempelkan pada bibirku.

Aku pun cuma bisa diam saja mendapatkan perlakuan Yenni yang seperti itu. Meskipun bukan pertama kalinya aku begitu, tetapi kalu yang seperti ini benar-benar baru pertama kali aku merasakan dengan orang yang baru kukenal saja.

Dia langsung menciumiku dengan lembut, kemudian berbisik.
"Aku mau bercinta denganmu, Ton. Puasin aku," katanya dan mulai mencium telingaku kemudian leherku.
"Ahhh," aku mendesah.

Mendapatkan perlakuan Yenni yang seperti itu, nafsuku akhirnya bangkit juga. Dengan lemah lembut dia menciumi leherku, kemudian balik mencium bibirku. Dia menjulurkan lidahnya ke dalam mulutku. Dan akhirnya ciumannya ku balas juga, gelombang nafasnya pun mulai tidak beraturan.

Cukup lama kami berciuman, kemudian aku lepaskan ciumannya dan ku jilat telinganya menelusuri lehernya yang putih itu. Ia pun mendesah keenakan.
"Ahhhh, Ton."

Mendengar desahan seperti itu, aku pun menjadi semakin bernafsu. Tanganku mulai bergerak ke belakang, ke dalam bajunya. Kemudian kuarahkan ke pengait BH-nya dan cuma dengan satu hentakan saja pengaitnya pun terlepas.

Kemudian aku kembali menciumnya lagi. Kali ini ciumannya mulai beringas, mungkin dikarenakan nafsu yang sudah mencapai ke ubun-ubun, lidahku disedot Yenni sampai sakit. Tetapi sakitnya itu sakit nikmat.

"Ton, buka donk bajunya," kata Yenni manja.
"Bukain donk, Yen," balasku dengna manja juga.

Sambil menciumku, Yenni membuka kancing kemejaku, dan kaos didalamnya. Dia lemparkan bajuku ke sudut ruangan. Dia pun langsung menciumi leherku, kemudian ke puting susuku. Aku cuma bisa mendesah keenakan.
"aahhh Yennn,,"

Kemudian Yenni mulai membuka celanaku dan akhirnya tubuhku cuma menyisakan celana dalam saja. Dia tertawa saat melihat kepala kemaluanku yang menyembul keatas.

Yenni menolehku sebentar, kemudian dia menciumi kepala penisku yang keluar itu. Dengan perlahan dia menurunkan celana dalamku dan dia kembali melemparnya.

Dengan penuh nafsu dia mulai menjilati cairan yang keluar dari kontolku. Rasanya sungguh nikmat sekali.

Setelah puas menjilati kontolku, dia pun mulai memasukkan kontol ke mulutnya.
" Ougghh nikmat banget," kataku dalam hati,
Kontolku terasa disedot-sedot oleh Yenni. Ia sangat menikmatinya, sesekali dia juga menggigit kontolku.

"Auuw, sakit Yen," keluhku.

Yenni seperti tidak mendengarkan ucpaku, dia tetap saja memajumundurkan kepalanya. Mendapat perlakuan darinya, akhirnya aku pun mulai tidak  kuat juga. Aku tidak bisa menahannya lagi.
"Yen, akuu mau keluar.. aahhhhh"

Yenni cuek saja, dia malah menyedot kontolku lebih keras lagi dan akhirnya "Crotttt Crot Crooott". Aku menembakan spermaku ke dalam mulut Yenni

Yenni menelan habis spermaku, terasa ngilu tetapi nikmat juga. Setelah spermaku sudah bersih, Yenni berdiri kemudian dia membuka semua pakaiannya sampai benar-benar telanjang. Kemudian dia kembali menciumiku.

"Puasin aku,Ton," katanya smbil memeluk tubuhku.
Kemudian di menuju ke tempat tidurku dan berbaring telentang diatas. Aku mendekatinya dan kutindih tubuhnya itu. Kucium bibirnya dan juga menjilati belakang telinganya. Dia pun mendesah keenakan.
"aarhhhh ahhhh shhh"

Mendengar desahan seperti itu, aku pun menjjadi semakin bernafsu. Aku mulai menjilati payudara dan putingnya. sedangkan tanganku meremas payudaranya yang satu lagi sambil kadang kupelintir putingnya.

"Ouuhhh, teruskan Anton sayang ouhhhhh," desahnya mulai tidak karuan.

Puas bermain dengan payudaranya, badanju bergeser dan kujilati pusarnya. Jilatanku pun semakin lama semakin ke bawah. Akhirnya sampai ke pangkal paha, Yenni pun melenguh hebat. Tangan kananku sekarang mulai mengelus memeknya kemudian kumasukkan jariku untuk mencari sesuatu
yang bernama klitoris.

Yenni semakin melenguh hebatm dia pun mengelinjang seperti ikan yang keluar dari air. Kemudian aku mulai menjilati memeknya. Kukorek sedikit memeknya supaya terlihat jelas klitorisnya, dengan sedikit menahan nafasku, kusedot klitoris si Yenni.

"Aaarhhh, Ntonnn" Yenni menjerit sedikit keras. Rupanya dia sudah orgasme karena kau merasakan cairan yang menyemprot ke hidungku. Aku juga sempat kaget karena ini pengalaman pertamaku menjilati memek wanita karena sebelumnya belum pernah kulakukan.

"Antonn,, masukin donk,, ton,, masukin..:" pinta Yenni dengan wajah memerah menahan nafsunya.

aku yang memang sudah menahan nafsu dari tadi lantas bangkit dan mengarahkan kontolku ke memeknya. Kugesekan sedari bermain di sekitar memeknya.
"Udah donk,Ton, cepatan masukin" pintanya manja.

"Tenyata cewek ni tidak sabaran juga orangnya," kataku dalam hati.
Kemudian kutarik tubuhnya sampai kakinya menjuntai sampai ke lantai. Terlihatlah memeknya yang menyembul itu, pahanya sedikit kulebarkan dan kuarahkan kontolku ke memeknya yang merah merekah. Pelan tetapi pasti kudorong tubuhku dan "Bless". Akhirnya kontolku terbenam di dalam memek Yenni.

"Aauhhhh Ntonn," desah Yenni.
Dia juga kaget karena sentakan kontolku yang langsung melesat masuk ke memeknya. Aku pun mulai menggerakkan tubuhku, semakin lama semakin cepat dan terkadang aku remas-remas teteknya. Kemudian kubungkukkan badanku dan kuhisap putingnya.

"Aahhhhh sshhhh teruss sayanggg ahhhh teruss.." erang Yenni sambila memegang pipiku.
Aku masih saja menggenjot memeknya dan tiba-tiba tubuh Yenni kembali mengejang.
"Aahhhhhhh Ntonnn"
Rupanya si Yenni mencapai orgasmenya duluan untuk kedua kalinya.
"Aku sudah keluar dulu, Nton sayang," kata Yenni.
"Aku masih belum, Yen," kataku sambil lanjut menggenjot memek Yenni.

Kemudian kuangkat tubuhnya ke tengah tempat tidurku. Spontan saja kaki Yenni melingkar di pinggangku. Aku pun kembali menggenjotnya diikuti goyangan pantatnya.

"Ahhhh Yen, punyamu enak sekali," pujiku.
Yenni cuma tersenyum saja.

Aku juga heran mengapa aku bisa bertahan lama dan belum keluar juga. Tubuh kami berdua sudah dibasahi oleh keringat dan kami masih mengayuh untuk mencapai puncak kenikmatan. Akhirnya aku sudah tidak kuat menahannya lagi.

" Auhhhhh Yen, aku sudah mau keluar," kataku terbata-bata.
" Aku juga mau, Ton. Barengan ya sayang," balas Yenni sambil menggoyangkan pantatnya.

Goyangan pantat Yenni semakin cepat dan liar. Aku pun tidak mau kalah dengannya, genjotanku ku percepat. Dan akhirnya
"Aauuhhhhhh Ntonnn,"  jetir Yenni sambil menancapkan kukunya pada punggungku.
"Aahhhhh, Yenn.. Aku sayang sama kamu," erangku sambil memeluk Yenni.

Kami pun terdiam beberapa saat dengan nafas yang masih tersenggal- senggal seperti atlet marathon.

"Kamu kuat sekali, Ton," puji Yenni.
"Kamu juga, Yen," aku puji balik.

Setelah agak lama kami berpelukan, kami cepat-cepat memakai pakaian kami karena takut si Dekki balik. Dan benaran, tidak lama setelah kami berpakaian,, di Dekki muncul dengan membawakan 2bungkus nasi goreng untuk kami. Itupun menjadi rahasia antara aku dan Yenni sampai sekarang,









No comments:

Post a Comment