![]() |
Dina |
Kali ini akan menceritakan sebuah pengalaman sex threesome antara seorang pemilik bengkel dengan seorang pelanggan wanitanya. Langsung saja dibaca dan juga simak baik baik cerita ini. Awal mula kisahku ini kurang lebih 3 tahun yang lalu. Dengan kepandaianku dalam mengelola bengkel pada saat itu aku sudah mempunyai banyak pelanggan di bengkelku. Kebanyakan dari pelangganku adalah karyawan yang bekerja di wilayah perkantoran sekitar bengkelku. Salah satu pelanggan royalku sebut saja namanya Dina berusia 33 tahun, dia merupakan seorang manager di perusahaan agen bola terpercaya yang dekat dengan bengkelku. Kebetulan dia memiliki wajah yang cantik, selain cantik dia juga memiliki kulit putih bersih, dan berbodi bohay. Yang selalu menjadi perhatianku adalah bagian payudaranya. Ukuran payudaranya laumayan besar kira-kira 35b gitu lah, tetapi itu terlihat begitu serasi dengan postur tubuhnya yang lumayan tinggi untuk seorang wanita. Tidak tahu mengapa aku pun sering membayangkan jika suatu saat aku bisa merasakan dadanya yang montok itu, dan juga meremas bahkan bisa mengulum putingnya susunya yang pastinya terasa nikmat sekali. hehehe
Singkat cerita, malam itu setelah saya menutup bengkel, saya berniat untuk pulang ke rumah, karena pada saat itu mobil yang saya pakai dipinjam oleh adik, saya pun berniat naik Taksi untuk pulang ke rumah. Ketika saya sedang menunggu Taksi, tiba-tiba datang sebuah mobil sedan menghampiriku, lalu kaca mobilnya terbuka, setelah kacanya terbuka ternyata si Dina yang berada dalam mobil sedan itu, kemudian dia pun memanggilku, lalu…
" Hello Ded, kog disini, emang lagi nunggu apa dan mau kemana kamu? mau aku antar?" ujar Dina,
“ Oh ternyata mbak Dina, saya kira siapa tadi, mbak. hehehe.. Boleh deh, mbak. Kebetulan saya juga lagi butuh tumpangan.. hehehe “ jawabku,
Tanpa berfikir panjang dan juga basa-basi saya pun langsung memasuki mobil mabak Dina. Selama di dalam perjalanan kami pun mengobrol panjang lebar di dalam mobil dengan akrabnya karena memang Dina merupakan pelanggan setia bengkelku. Singkat cerita, kemudian Dina pun mengajakku untuk pergi sebuah tempat dugem di daerah tempat tinggal kami, kebetulan pula malam itu adalah malam minggu. Sampailah kami di tempat dugem itu, kemudian kami pun bergegas masuk dan juga mencari meja kosong dan juga strategis . Setelah mendapatkan tempat duduk Dina pun berpamitan untuk mencari sesuatu. Tidak lama kemudian Dina pun datang dan juga mengatakan,
" Kamu doyan Inex kan, Ded, aku sudah pesanin 1 untuk kamu," kata Dina,
“ Wah, mbak tahu saja kalau saya doyan ..hehehe .. Thanks ya, Mbak “ jawabku,
Kebetulan untuk dugem, saya memang membutuhkan dorongan inex, tetapi cukup setengah saja, sementara satu setengah sisanya lagi untuk mbak Dina. Ternyata takaran satu setengah pun baru cukup untuk mbak Dina. Ternyata mbak Dina suka triping. Tidak lama pesanan kami pun datang. Lalu aku pun membayar bill nya. Ditanganku sekarang terdapat dua butir inex, yang satu saya bagi menjadi dua. Dina langsung menelan satu setengah, dan juga sisanya adalah jatahku. Setelah setengah jam, mbak Dina sudah terlihat semakin on. Maka kami pun berjoget, menari-nari, dan juga berteriak gembira di dalam pub yang sudah penuh dengan orang yang sama-sama sedang triping.
Saat saya berdiri, saya pun melihat Dina yang sudah "ON" sedang berjoget dengan erotisnya, tidak lama kemudian Dina pun menghampiri dan juga merapatkan tubuhnya yang mulus itu di depanku. Dia memakai t-shirt putih dan juga celana berwarna gelap. Dalam keremangan dan juga kilatan lampu diskotik, dia pun tampak manis dan juga anggun. Saya kembali menyibukkan diri dengan menari dan juga memeluknya dari belakang tubuhnya. Sesekali tanganku juga dengan nakal meremas dada Dina yang tertutup kemeja, Tanganku pun kian semakain nakal mencoba berkelana di balik kemejanya dan juga meremas ke dua payudaranya yang masih terbalut oleh BH. Tanganku ini akhirnya berhasil merasakan halusnya payudara Dina, jari-jariku pun mencari-cari puting payudaranya dengan menyusup ke dalam BH-nya.
Dengan cepat, saya pun meremas payudara Dina dengan perasaan, kemudian tanganku bergerak ke punggung Dina pun berusaha membuka pengait bra-nya, aku telah berhasil melepas pengait BH-nya sehingga dengan bebas tangan kananku kini membelai dan juga meremas buah dadanya yang sudah keras. Sementara itu, tangan kiriku masih mendekapnya dan juga mulutku pun menciumi leher jenjang Dina, sambil tanganku sibuk memainkan puting susu itu sampaiu memerah akibat remasanku. Sementara Dina cuma memejamkan matanya dan meresapi setiap jamahan tanganku dan juga terus bergoyang mengikuti irama lagu diskotik, sembari saya punn terus mengelus dadanya sehingga membuat Dina keenakan. Dari gerakan tubuhnya, Dina memang kelihatan sangat ingin sekali untuk dipuaskan, terlihat dari pantatnya yang begitu montok dan juga masih terbalut rok, terus merapat dan menggesek-gesekan ke arah kontolku.
" Ded, kamu sudah on berat ya?" ujarnya kepadaku,
Aku pun cuma tersenyum dengan pertanyaanya. Lalu kumemeluk tubuhnya sembari nencium pipinya. Pada jam 01.00 pagi, DJ pun mengumumkan bahwa diskotik akan terus dibuka sampai dengan jam 04.30. Para pengunjung pun bersorak-sorai riang gembira. Tetapi Dina kelihatannya pun sudah mulai drop,
" Ded, aku udah capek nih," keluh Dina.
" Masak iya sih, kamu sudah capek, Mbak," ucapku sambil memeluk erat dan juga menciumi lehernya,
" Ded, kita pulang saja yuk, aku ingin istirahat nih" " ujar Dina kepadaku,
" Emangnya kamu mau pulang kemana, mbak?" tanyaku,
" Terserah kamu aja, mau ajak aku pulang ke mana " jawabnya,
Setelah dia mengatakan begitu, saya pun mengerti bahwa dia ingin melanjutkan malamnya di tempat tidur bersamaku,
" Oh iya Ded, sebenarnya aku sudah booking kamar hotel di dekat sini lho Ded, kita kesana aja yuk " ujarnya,
" Okey deh, kalau begitu kita ke sana saja " jawabku,
Kemudian kami pun bergegas keluar dari pub tersebut dengan dipenuhi rasa puas dan juga senang. Kami pun segera pergi menuju ke hotel yang sudah dipesan Dina. Sesampainya dikamar, tiba-tiba saja Dina langsung berjoget, tetapi kali ini tidak ada musik, Dina pun bernyanyi sembari melepaskan pakaiannya pas bak orang sedang menari striptis, saya cuma diam melihat dan juga duduk disebuah kursi sofa yang ada di depan jendela. Sambil menari dan juga melucuti pakaiannya, Dina menghampiri saya dan juga segera jongkok di depan saya sambil membuka resleting celana, saya cuma memperhatikan apa yang akan dia lakukan,
" Wuiiihhhh…. besar sekali kontolmu Ded, mantap, Aku kulum ya kontolmu " ujarnya,
Belum sempat aku menjawabnya Dina pun langsung mengulum kontolku yang sudah tegang sejak tadi,
" Aahhhhh… Sssstt… aaahhhhh… enak banget din kulumanmu… ooohhhhh… ", desahku,
Kemudian Dina menghisap kontolku dengan penuh nafsu, memang mbak Dina sangat lihai dalam memainkan hisapannya, sambil menghisap lidahnya terus menari-nari dan juga meliuk diteruskan ke buah zakarku, setelah 10 menit naik dan juga turun dia hisap dan juga jilatin kontolku, Dina pun melemparkan tubuhnya di atas kasur, dan juga jatuh telentang. Langsung saja saya menyergapnya, dan juga kami bercumbu dengan dorongan nafsu yang sangat tinggi karena pengaruh dari inex tadi. Kemudian kami pun berciuman, beradu lidah dan juga bergantian mengisapnya. Kuciumi pipinya, keningnya, matanya, dagunya. Kujilati daun telinganya, dan juga kusodok-sodok lubang telinganya menggunakan lidahku. Tanganku pun tidak diam. Mengelus dan juga meremas rambutnya, menyusuri leher dan juga belahan dadanya. Kusuap-usap juga perutnya, punggungnya, dan juga pantatnya. Kubekap memeknya yang ditumbuhi dengan bulu halus nan rimbun. Jari manis dan juga jari telunjukku merenggangkan di pinggiran memek Dina. kemudian jari tengahku mengorek-ngorek klitorisnya dengan penuh nafsu.
" Uuuhhh.. ssshhh.. aahhh.. " desah Dina,
" Ssshhhhhh,,, aaahhhhh… " desahku smabil terus mencumbunya,
Kemudian aku pun menarik tanganku dari memeknya. Kini kedua tanganku sedang mengelus-elus pinggiran kedua payudaranya. Berputar sampai akhirnya meremas putingnya. Akhirnya tanganku ini pun tercapai,
" Oooohhh..ssssttt… aahhhhhh… teruskan Ded.. ssstt… aahhhhhh… " desah Dina lagi,
Saya menjilati pinggiran payudaranya, lalu menghisap kuat putingnya,
"Ooohhhh.. Ded.. " Dina mendesah nikmat. Dina bangkit dan juga mendorong aku sampai telentang,
Kemudian Dina pun melakukan cumbuan yang meniru caraku. Dia pun membekap kontolku dan juga mengelusnya dengan tekanan yang membangkitkan birahinya. Dina memutarkan badannya di atas tubuhku yang telentang. Dia menciumi dan juga menjilati kontolku sementara memeknya disodorkan ke mulutku. Akhirnya Dina pun menjatuhkan diri ke tempat tidur dan juga menarik tanganku. Sementara buah dadanya tetap kencang. Putingnya pun kian memerah. Nafasnya pun tersengal-sengal. Keringatnya sudah membasahi tubuhnya. Sama seperti keringatku. juga nafasku. juga kontolku yang sudah meronta. Dia pun sepertinya bingung saat kuambil dua bantal. Dengan lembut kuangkat tubuh Dina, lalu bantalnya itu kuletakkan di bawah pantatnya untuk menyanggah tubuh bagian bawahnya. Membuat pahanya yang putih semakin menantang. Terlebih lagi ketika memeknya dengan bulu-bulu halusnya yang menyembul ke atas. Membuatku terasa mau meledak. Dina pun mengerang pada saat lidahku dam jemariku mengelus-elus bulu-bulu memeknya. Dia menjerit ketika kucoba untuk menguak kemaluannya dengan telunjukku. Otot pahanya pun meregang ketika kuhisap klitorisnya,
" Uuhhhh… Ssssttt…Aahhhhhh… Masukkan kontolmu sekarang Ded, cepat Ded, aahhhhh… " rintihnya,
Terdengar rintihan kenikmatannya kali ini yang benar-benar terdengar nyaris seperti jeritan. Aku menjongkok di pinggir tempat tidur dan juga kutarik kaki Dina sampai pantatnya berada di tepi ranjang. Kubuka kedua pahanya, dan juga kulumat memeknya yang sudah becek itu. Lalu kubalikkan tubuhnya, kujilati pantatnya sambil sesekali menggigitnya. Kukorek-korek lubang anusnya dengan jari tengahku,
"Ouuuwwww.. oohhh.. sshhhht.. sayanggg, cepeten masukan!" katanya sambil memelas-melas,
Semakin Dina memanaskan birahi, aku pun semakin mempermainkannya dan juga belum mau melakukan penetrasi ke memeknya. Aku pun melihat Dina sampai meneteskan air matanya menahan orgasme,
Digenggamnya kontolku yang sudah tegang ini. Terasa kontolku sudah menyentuh bibir kemaluannya, aku pun bergegas memasukkan kontolku dengan kudorong sedikit kontolku ke dalam memek Dina, dan juga
" Bleesssssssss…. Sssstt…aahhhhh… " masuklah kontolku ke dalam memek Dina,
Kemudian aku pun mulai memompa kontolku di dalam memek DIna, Saat kupacu dengan irama lambat dia mengerang, menjerit, dan merintih-rintih terus. Lalu aku pun berinisiatif untuk mengubah posisiku. Kini kedua tanganku sudah berada di belakang punggungnya. Membuat kaitan di antara ketiaknya. Dia menjambak rambutku seiring dengan naik turunnya gerakanku. Kukunya mencengkram punggungku pada saat kukayuh pantatku dengan penuh irama. Naik dan juga turun. Tarik dan juga dorong. Rintihan dan juga jeritannya seolah tidak kupedulikan. Aku berhenti di tengah jalan. dan dia meronta dan membuka matanya. Dengan wajahnya yang kuyu. Dari keringat kami yang sudah menyatu. Tanpa diduga, dia pun mulai bisa mengikuti irama permainanku. Dengan menahan rasa sakit dia pun menggerakkan pinggulnya sambil memutar dan juga memutar. Sesekali dia menyentak tubuhku yang ada di atasnya. Tidak lama kemudian Dina pun mengubah posisi, kini dia menduduki pahaku, memegang kontolku dan juga dimasukkannya lagi dengan pelan ke memeknya,
" Aahhhh… Oohhhhh… enak sekali goyanganmu, mbak " ujarku,
Tanpa merespon eranganku Dina pun terus bergoyang sambil kadang menjerit kecil. Dadanya yang naik turun langsung saja kuremas. Lalu kubalikkan posisinya ke bawah dan juga aku kini gantian yang memompanya dari atas. Aku terus memompa sampai akhirnya dia mengerang dengan panjang. Otot memeknya berkontraksi dan meremas kontolku yang di dalamnya,
" Sssstt…Aahhhhh… aku sudah keluar Ded… Aahhhhh…" erang Dina,
Saat kami sedang asik-asiknya, tiba-tiba saja pintu kamar kami ada yang mengetuk, Aku pun kaget dan juga sempat terhenti mencumbu Dina,
" Din.. Dina ada suara cewek lho di depan kamar kita " ujarku,
" Udah terussin saja Ded !!! Itu temanku kok, biarkan saja," kata Dina,
Kemudian pintu kamar kami pun diketuk lagi dan juga diikuti dengan suara panggilan cewek,
" Masuk saja, Fan, Pintunya tidak dikunci, kok" ujar Dina,
" Gilaaa kamu yah, Din. Kita kan lagi ML, masa temanmu disuruh masuk begitu sih ...?" ujarku,
" Udah biarin saja, cuek aja sih ..." balas Dina enteng sambil tersenyum manis,
Kemudian teman Dina pun masuk ke kamar kami begitu saja dengan cueknya,
" Idihhh.. ternyata sudah lagi pada asyik nih sori ya mengganggu kalian," kata Fani membuka pintu dan juga masuk ke dalam kamar, saa itu aku masih dalam posisi jongkok dan juga kontolku masih di dalam memek Dina,
"Mana cowokmu tadi, Fan?" tanya Dina,
" Kalau tahu kamu pulang ke hotel membawa cowok, yah aku tadi dibawa ke hotel yang lain" sahut Fani,
![]() |
Fani |
Aku masih bingung mendengarkan percakapan dari dua cewek cantik itu. Tiba-tiba saja tangan Dina menarik tanganku yang ada di pahanya,
"Ayo sayang goyangin kontolmu lagi, jangan mau kalah sama Fani" desak Dina,
Aku pun berdiri dan juga mengangkat tubuh Dina ke tengah ranjang. Kontolku yang sudah ngaceng dari tadi, langsung saya tembakkan lagi ke dalam memek Dina yang sudah tidak perawan tetapi masih saja terasa lengket. Kami pun sama-sama merasakan kehangatan yang nikmat,
" Aaahhhhh.. Masukin yang dalam kontolmu Ded, cepetttt… Ssssstt…aahhhhhh… " pinta Dina,
Kemudian aku pun mulai memompakan kontolku dengan penuh gairah. Sementara itu Fani pergi ke kamar mandi dan juga mengurung diri di dalam sana. Pengaruh inex sudah membuat daya tahan persenggamaanku dengan Dina bertahan cukup lama. Berbagai gaya sudah kami lakukan. Dina pun beberapa kali mengerang dan juga menggigit pundakku ketika mencapai orgasme. Sementara itu kontolku masih saja anteng di dalam memek Dina,
" Uuhhhhh… Ssssttt… Aahhhh.. Aku capek, Ded. Kita istirahat dulu yah !!? " rintih Dina,
" Bentar donk Din, lagi nanggung banget nih, aku lagi menikmati hangatnya memekmu," rayuku sembari memompa kontolku ke dalam memek Dina,
Kemudian Dina pun pasrah, tidak kuasa lagi menggerakkan tubuhnya yang sedang kugarap. Matanya pun terpejam. Aku pun semakin terangsang karena melihatnya tidak berdaya. Kami telah bermandikan keringat. Tetapi kontolku masih saja tegang, belum ingin memuntahkan sperma. Akhirnya aku pun kasihan juga dengan Dina yang sudah keletihan dan juga nampak sudah tertidur meskipun aku masih menyetubuhinya. Aku pun mendengar bunyi keciprak-kecipruk di dalam kamar mandi. Spontan saja aku bangkit dan juga melepas kontolku dari memek Dina. Dengan langkah pelan agar tidak membangunkan Dina dari tidurnya yg lelap, aku berjalan dan juga perlahan membuka pintu kamar mandi dan benar saja, Fani sedang berendam di dalam bathtup dengan tubuh bugil. Dia pun tampak sedang menikmati air hangat yang merendamnya. Kepalanya sedang bersandar pada ujung bathtub. Aku pun menghampirinya dengan kontol yang masih ngaceng. Mata Fani pun terbuka dan juga kaget melihatku berdiri di sisi bath tub dan menghadap ke arahnya,
" Haahhh, kamu kok kesini. Emangnya Dina di mana ?" tanyanya setengah berbisik sembari matanya turun naik melihat ke arah muka dan juga kontolku yang tengah ngaceng itu,
" Tuh dia tidur, Ssssttttt… jangan berisikk," kataku sambil masuk ke dalam bathtub dan juga langsung menindih tubuh Fani yang sintal dan juga pasrah.
Kemudian kami pun mulai bergumul dalam cumbuan yang hot di dalam bath tub,
" Fan, kamu diatas yah.. " ujarku kepada Fani,
Sekarang posisiku sudah ada di bawah, dia segera naik ke atas perutku dan juga dengan segera dia pegang kontolku sambil diarahkan ke dalam memeknya, kulihat memeknya sangat indah sekali, dengan bulu-bulu yang pendek yang membuat rasa gatal dan juga enak sewaktu bergesekan dengan memeknya,
" Ssssstt…. Aahhhhh… enak banget memekmu, Fan " ujarku pada Fani,
" Aahhhh… Dasar gombal kamu. Emang enak mana sama memek Dina ? " Tanya Fani kepadaku sembari memutarkan pantatnya yang semok,
Rasanya kontolku mau patah saat diputar di dalam memeknya dengan berputar semakin lama semakin cepat,
" Sssstt…aahhhhh…Ouhhhhh.. Fan… enak banget goyanganmu Fan ….aahhhhh…" pujiku pada Fani,
Kemudian aku pun bergegas bangun sembari mulutku mencari puting susunya, setelah kutemukan langsung saja kuemut puting susu Fani,
" Ohuhhhh... yeahhh… aahhhhh…aku mau keluar... Ssssttt…aahhhh… Rasanya mentok banget Ded… aahhhhhh…"" ujar Fani yang sepertinya akan orgasme,
Memang dengan posisiku saat ini terasa sekali ujung kontolku menyentuh sampai ke dalam peranakannya,
"Aaah.. aaah.. ehhh.." suaranya setiap kali aku menusuk memeknya.
Lalu kugenjot memeknya dengan cepat dan penuh gairah. Dia pun seperti kesurupan setiap kali dia naik turun di atas batangku yang dijepit erat sama memeknya,
" Uuhhhhh… Ssssttt… aahhhh.. Aku mau keluar Fan… Aaahhhhhh…" desahku,
Lalu kupeluk dengan erat Fani sembari melumat puting susunya. Kupompa terus memeknya sampai kami tidak sadar sudah mengeluarkan desahan dan juga rintihan birahi yang membangunkan Dina. Dina pun tiba-tiba berdiri di dekat pintu kamar mandi dengan tubuh yang sedang bugil dan juga matanya menatap aku dan juga Fani yang tengah bersetubuh,
" Oh, ternyata begitu cara kamu Ded ya, tidak puas dengan aku, kamu melampiaskan nafsumu dengan Fani," tegur Dina dengan nada yang manja dan pura-pura marah,
Dengan tiba-tiba Dina pun kini ikut masuk ke dalam bathtub,
" Din, ayo sini cepet, gantian donk, aku kan sudah dua kali dibuat orgasme sama cowok kamu tu, lemes nih rasanya, Cowokmu ini perkasa banget," kata Fani,
kemudian Fani pun menyingkir dan kini,
" Cepet, sekarang giliran aku lagi, kita lanjutin yang tadi, sekarang aku akan membuat kontolmu muntah," kata Dina,
Segera saja Dina hampiriku di dalam bathtub yang penuh air, Sedangkan Fani pun menonton kami dan juga duduk di ujung bathtub sambil membasuh memeknya yang baru orgasme. Dina pun kusuruh untuk nungging, maka terlihatlah memeknya yang masih basah dan juga berwarna merah, kuarahkan kepala kontolku langsung ke lubang memeknya perlahan-lahan. Kutekan kontolku lebih dalam, dia pun menggoyangkan pantatnya sambil menahan rasa sakit. Terdengar suara “ Crooppp…croppp “ saat kutarik dan juga kumasukan kontolku di dalam lubang memeknya, mungkin karena suara air , hehehe. Dina pun semakin berteriak dengan histeris. Lalu sembari memegang pinggiran bath tub. Dina pun menggoyangkan semakin cepat pinggulnya, dan tidak lama kemudian Dina,
" Ouhhhh… aahhhhh… Aduhh Ded aku gak tahan lagi nih, rasanya mau keluar,
" Lebih cepet kamu yah gerakin kontolnya…. Ssssttt..aaaaaahhhhh, aku keluar sayang… ooohhhh… " desah Dina yang orgasme lagi,
Tidak lama kemudian, Dina pun kembali terkulai lemas dan juga memeknya kurasakan semakin licin, sampai pahaku pun basah oleh cairan memeknya yang mengalir keluar sangat banyak. Sebenarnya aku juga sudah tidak tahan dan ingin keluar, apalagi saat mendengar desahan-desahan yang erotis ketika Dina akan orgasme. Cairan hangatnya terasa masih mengalir dari memek Dina. Aku pun masih terus menggenjot memeknya. Wajah Dina pun terlihat pucat karena sudah terlalu sering orgasme. Melihat wajah cantiknya yang melemah itu, genjotanku pun semakin kupercepat,
" Ahrrhhh…. Din… Aaahhhhh… aku sudah mau keluar nih… Sssssaahhhhhh…" ujarku sembari terus memompa kontolku ke dalam memek Dina,
" Ssssttt… aahhhhh… Keluarkan di dalam Ded, kita keluar barengan, Aku juga sudah mau keluar lagi nih … aahhhhh… " ujar Dina dengan desahannya,
Kurasakan spermaku mulai mendesir di batang Zakar dan nampaknya aku akan segera mencapai orgasme ,
“ Aahhhhhhh…. Croottt… Croottt… Crottttt… Crottt… Aaahhhhhh…. “ desah kami bersamaan,
Akhirnya tersembur juga spermaku ke dalam memek Dina dan juga diikuti dengan Dina yang orgasme barengan denganku. Air maniku juga keluar dengan derasnya ke dalam memek Dina dan juga Dina pun sangat menikmatinya,
"Akhirnya saya berhasil membuatmu mencapai muncrat sayang," kata Dina sambil memeluk dan juga menciumi bibirku. Terasa sangat nikmat, licin, dan geli bercampur menjadi satu menjadi sebuah sensasi yang membuatku ketagihan. Kami berdua bertahan pada posisi itu sampai kami sama-sama mengeluarkan air mani kami.
Setelah kontolku terlepas dari dalam memek Dina kemudian aku pun memanggil Fani,
" Fan sini emut kontolku, kamu sedot nih sisa maniku…" ujarku kepada Fani,
Kemudian Fani pun bergegas mendekatiku dan juga melumat kontolku,
" Euummmm… aahhhhhh… enak bangett pejuhmu" katanya sambil mengocok-ngocok kontolku mencari sisa air maniku,
" Sebentar lagi, kontolku akan bangun lagi lho, Fan. Lihat nih, udah mulai menggeliat lagi…" kataku sambil menggoda Fani,
" Hahahha.., " tawa Dina dan juga Fani bersamaan karena candaanku tadi,
Kemudian aku pun segera keluar dari bathtub dan mendekati Fani dan juga menyuruhnya membelakangiku. Dari belakang kuarahkan kontolku ke dalam memeknya yang sudah basah lagi karena melihat saya dan juga Dina. Kemudian dengan buru-buru aku langsung saja memasukkan kontolku ke dalam memek Fani,
" Auuwww… Aduuuh… pelan-pelan donk Ded.., sakit nih memekku … huuhhhh… " katanya merintih,
" Uppssss… Sorry ya Fan, aku terlalu nafsu sama kamu tadi..hehehehe… " kataku tertawa kecil,
Setelah itu, tanganku pun mulai menyambar susunya yang sedang menggantung indah. Lalu aku pun mulai memaju-mundurkan pantatku sembari tanganku berpegangan pada susunya dan juga meremasnya,
" Ssssstt… aahhhhh... Uuhhhhh… aaahhhh…" desah nikmat Fani ,
" Fan.. memekmu kok sempit sekali ... nikmat Fan… Aahhhh…. " kataku mengiringi kenikmatanku,
Terdengar suara ” Zleeeb…. blesss… plaakk.. plakk.. plakkk..” irama persetubuhan kami yang sungguh indah.
" Ssssstt… aahhhhh.. Ded, Fani mau keluar lagi nih… Aaahhhh…" katanya sambil kepalanya mendongak ke belakang,
" Iya Fani sayang, aku juga uda mau keluar nih, aku keluarin di dalam ya Fan…. Ssssttt… aahhhh…" kataku sembari terus memompa kontolku dalam-dalam di dalam memek Fani,
Kemudian kupercepat gerakan kontolku di dalam memek Fani, Tidak lama kemudian,
“ Croottt… Croottt… Croottt… “
Akhirnya kami keluar kami bersamaan, lalu aku pun mencabut kontolku dari memek Fani dan juga kontolku terlihat sangat basah dengan lendir kenikmatan kami berdua. Singkat cerita, kemudian kami pun berendam di dalam Bathtub sembari menikmati sisa-sisa kenikmatan yang baru kami lalui.
No comments:
Post a Comment